Waktu edar : 24 April 2010
Waktu menonton : November 2010
Media menonton dan teman menonton : di komputer, film yang didownload
Hal paling berkesan : Semua. Suka ide ceritanya
(Hampir) semua cewek punya mimpi. Mimpi kalau di luar sana ada satu true love yang menunggu kita. Orang yang ditakdirkan, bagaimanapun caranya, untuk bertemu dengan kita. Soulmate. Film ini menggunakan mimpi itu, dan membumbuinya dengan skenario “What if“. Apa yang terjadi kalau kita tidak putus dengan mantan kita misalnya, atau apa yang terjadi kalau kita memilih orang yang “itu” dibanding pacar kita sekarang. Apa jangan-jangan mereka soulmate kita? Semua orang pasti pernah memikirkan hal seperti itu.
Helen (Gwyneth Paltrow) adalah seorang wanita karir yang datang ke tempat kerjanya suatu hari dan mendapati dirinya dipecat. Sementara itu, pacarnya Jerry (John Lynch) dirumah sedang menghangatkan tempat tidurnya dengan orang lain, mantannya Lydia (Jeanne Tripplehorn). Helen pulang dengan nyaris tertinggal subway, bertemu cowok charming di subway bernama James (John Hannah) dan pulang tepat waktu untuk mendapati pacarnya sedang “bermain” bersama Lydia. Kejadian-kejadian yang menyusul membawa perubahan besar untuk kehidupan Helen yang lebih baik. Mungkin.
Waktu kemudian dibalik (dan scenenya literally diputar balik) untuk memperlihatkan skenario paralel, dimana Helen telat beberapa detik karena seorang anak kecil menghalangi jalannya dan dia telat naik ke subway. Helen pulang naik taksi dan dia sampai rumah pada saat Lydia sudah pulang dan Jerry sudah menunggu dengan setia. Helen yang ini tidak tahu apa-apa tentang penghianatan pacarnya, dan tetap menjalani hidupnya bersama Jerry tanpa tahu apa yang Jerry lakukan dibelakangnya.
Film ini switch bolak balik scene di kedua dunia paralel ini. Untungnya kita tidak perlu bingung Helen yang mana yang kita lihat, karena satu Helen mengganti potongan rambutnya di pertengahan film. Ide cerita seperti ini sebenarnya mirip dengan Run Lola Run dan The Butterfly Effect, meskipun film ini keluar lebih dulu, tahun 1998. Dibandingkan dengan kedua film itu, mungkin film ini lebih “ringan” karena pada dasarnya ini adalah film romantis after all.
Pertama alasan saya ingin menonton film ini adalah ide ceritanya. Saya sudah menonton The Butterfly Effect dan apapun yang kritikus film lain bilang, saya suka film itu karena ide ceritanya. The Butterfly Effect lebih dark dan berat, dan Run Lola Run lebih action, tapi film ini adalah versi romantisnya.
Untuk saya, eksekusi ide cerita ini dalam film romantis ternyata pas sekali. Film ini memberikan harapan untuk para hopeless romantic diluar sana (termasuk saya) bahwa kalimat “Kalau jodoh ga kemana” itu memang benar. Gwyneth Paltrow disini bermain dengan sangat lovable, begitu juga dengan John Hannah sebagai James. Untuk saya chemistry dua orang pemain film romantis itu ada dua jenis. Yang satu passionate, hot, dan bikin greget. Contohnya adalah Richard Gere dan lawan mainnya dalam An Officer and a Gentleman. Hot banget tapi dapet banget. Yang kedua adalah comfortable, warm, dan membuat kita senyum. Contohnya Tom Hanks dan Meg Ryan dalam You’ve Got Mail. Untuk saya , film ini masuk ke kategori kedua. Chemistry Gwyneth dan John Hannah heartwarming banget.
Film ini adalah salah satu film romantis yang mengambil ide cerita yang beda dan unik, bukan cerita cewek ketemu cowok biasa. Saya termasuk salah satu penggemar berat film romantis, dan menurut saya film ini jauh lebih baik dari film komedi romantis atau romantis baru-baru ini. Film ini bisa disandingkan dengan film-film romantis tahun 90an yang klasik dan bagus, seperti When Harry Met Sally dan Pretty Woman.
Mungkin saya terkesan memuji film ini terus, tapi saya memang merasa untuk ukuran film romantis, film ini bagus. Membuat saya berpikir, what if? Apa yang terjadi kalau saja saya tidak melakukan “ini” atau “itu”? Apa mungkin saya akan lebih bahagia dari sekarang? Atau lebih menderita? Film ini cocok untuk para hopeless romantic, atau para galauers :D
Nalanda Raya
4 months ago
0 comments:
Post a Comment