New York, I Love You

Monday, March 29, 2010

Waktu edar : 16 Oktober 2009

Waktu menonton :
Akhir tahun 2009

Media menonton dan teman menonton :
Di Blitz Megaplex sama Nurdini Amalia , Besty Berliana dan Nadya Siddiqa

Hal paling berkesan : The last segment about an elderly couple arguing but we know they love each other. I always have weak spot for growing old together kind of thing.


Why's that squirrel chasing the other squirrel?
Because he loves her.

Then why is she running away?

Because she's scared.


Alkisah dulu saya pernah nonton film judulnya Paris Je T'aime. It's an abstract movie. I really don't know how to describe it. I don't get it. Pertama karena jalan ceritanya memang rumit. Dan kedua karena mungkin saya ga se open minded sekarang dalam menonton film.

Saya sebenernya tertarik nonton film ini karena jajaran pemainnya. Hayden Christensen. Orlando Bloom. Bradley Cooper. Shia Labeouf. Rachel Bilson. Christina Ricci. Natalie Portman. Blake Lively. Semuanya young up and coming star yang eye candy banget. So I gave this one a try. Okay, on to the movie. Btw, I'm gonna refer to the character by the actors and actress' name cause I really can't remember all their names.

Segmen pertama langsung disuguhi dengan Hayden Christensen dan Rachel Bilson yang bermain sebagai sepasang kekasih (btw, they're engaged in real life) yang mesra, but not really. Mereka pertama kali bertemu, atau sudah lama bertemu, di sebuah lapangan basket. Ketika Hayden masuk ke sebuah kafe dan mendapati Rachel bersama Andy Garcia, mereka mengetahui sesuatu yang mengejutkan. Hmmm untuk segmen ini menurut saya not bad. It's a clever enough idea. Saya sedikit bingung di awal dan akhirnya tapi overall I get it.

Segmen kedua tentang Natalie Portman yang akan menikah dan datang ke toko berlian. I honestly couldn't understand this one. I'm lost. Saya tidak mengerti tentang interaksi Natalie dengan sang penjaga toko. Maybe on my second viewing I'll get it.

Segmen ketiga tentang dua orang, Orlando Bloom dan Christina Ricci yang berhubungan lewat telepon. It's a cute and rather usual entry. Almost anyone will understand it. It's a cute enough love story, but rather usual.

Segmen keempat tentang dua orang yang bertemu ketika mereka mengisap rokok di jalan. Usaha sang cowo berkenalan dengan si cewe berhasil, tapi dengan hasil yang aneh. Menurut saya dialog - dialog di segmen ini cerdas dan settingnya yang dipinggir jalan menunjukan bahwa 'This is New York' and I like it.

Segmen kelima menceritakan tentang seorang teenage boy yang punya keinginan untuk lose virginity pada malam prom, sayangnya pacarnya memutuskan dia. Keputusan dia untuk pergi dengan seorang cewe ternyata berjalan tak terduga. Untuk saya this brought a smile to my face. Sweet dengan cara tersendiri.

Segmen keenam bercerita tentang dua orang yang bertemu dan one night stand kemudian saling berpikir apa lebih baik bertemu lagi atau tidak. Segmen ini semuanya ditunjukkan lewat monolog dalam pikiran tokohnya. Dan untuk saya keputusan sutradaranya untuk menggunakan media seperti itu untuk menyampaikan ceritanya merupakan cara unik dan membuat segmen ini berbeda.

Segmen ketujuh bercerita tentang penyanyi opera yang pensiun dan berlibur di sebuah hotel di New York, kemudian menghabiskan waktunya mengobrol dengan bellboy hotel. Awalnya saya yakin segmen ini akan bagus. But at the end, I have absolutely no idea what it's about. Dan saya penasaran sekali arti film ini apa. Menurut saya segmen ini not bad. Settingnya bagus, akting pemainnya bagus. Mungkin saya saja yang memang belum mengerti ceritanya.

Segmen kedelapan yang disutradarai oleh Natalie Portman bercerita tentang dua pasangan beda ras yang bercerai dan anaknya sedang diasuh oleh sang ayah sehari. Segmen ini simpel tapi menyentuh. Dan quotes di atas saja quotes dari segmen ini.

Segmen kesembilan bercerita tentang seorang gadis Cina yang mendapat tawaran untuk dilukis oleh seorang pelukis. Untuk saya segmen ini so so, dan tidak berhasil menggambarkan New York ataupun I Love You.

Segmen terakhir dan segmen yang paling saya suka, bercerita tentang dua pasangan nenek kakek yang sedang berjalan berdua sambil bertengkar. Sepanjang segmen kita disuguhi dengan pertengkaran mereka yang sepele dan malah menunjukkan they love each other. Ini segmen yang paling saya suka karena I have a weakness for growing old stories.

Overall, film ini tidak bisa dinilai dari keseluruhan, karena film ini memang dibuat dalam segmen -segmen yang tidak berhubungan. Untuk temanya, masih ada beberapa yang tidak mencerminkan New York ataupun I love you. Basically, kalau kalian tidak suka film abstrak, kalian tidak akan suka ini. Dan kalau kalian tidak suka Paris Je T'aime, tidak mungkin kalian suka film ini. Walaupun untuk saya, film ini jauh lebih bagus dari Paris Je T'aime.So selamat menonton.

0 comments:

Post a Comment