Alice in Wonderland (Tim Burton)

Saturday, March 13, 2010

Waktu edar : 5 Maret 2010

Waktu menonton :
Minggu lalu

Media menonton dan teman menonton :
di Blitz Megaplex sama Micha Mahardika Grace Indah Puiputri dan Sarah Fauzani

Hal paling berkesan : Settingnya yang bagus banget dan dressnya Alice yang lucu-lucu


Sometimes I've believed as many as six impossible things before breakfast.


Saya tertarik nonton film ini sebenernya udah dari 2007 atau 2008 gitu, Tiap minggu saya suka ngecek comingsoon.net kalo ada film baru. Begitu tahu ini film Tim Burton, dan pemainnya Johnny Depp dan Anne Hathaway, saya langsung tertarik banget nonton. Begitu keluar kemaren, saya langsung cepet-cepet nonton biar ga terganggu ujian.

Kesan pertama saya begitu filmnya diputer, 'This is going to be great'. Kenapa saya berpendapat seperti itu, karena film diawali dengan Alice kecil yang menceritakan mimpinya sama ayahnya, kemudian dilanjutkan sama Alice dewasa yang pergi ke pesta dansa. Setting dunia nyata dan dunia Alice yang diperlihatkan disini membuat saya lebih mengerti akan kepribadian Alice. Saya memang selalu suka film yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari sang tokoh dibandingkan dengan film yang langsung menempatkan dia dalam masalah.

Alice in Wonderland ini ceritanya sangat berbeda dari Alice in Wonderlandnya Disney dan juga berbeda dari kedua novelnya Lewis Caroll, Alice in Wonderland dan Through the Looking Glass, yang kebetulan keduanya sudah saya baca. Alice in Wonderlandnya Tim Burton mengambil tema cerita yang lebih dark, tapi quirky dan exciting.

Disini diceritakan Alice adalah seorang perempuan berumur 20 tahun. Dari kecil, dia selalu dihantui mimpi tentang Ulat biru, kelinci yang memakai jam, dan ratu yang berkepala besar. Ketika dia dewasa, dia dihadapkan sebuah pilihan sulit untuk menerima cinta seseorang yang tidak dia cintai. Ketika dia sedang dalam kebimbangan, dia melihat seekor kelinci putih memakai jam, dan dia berlari mengikuti kelinci itu dan masuk ke lubang yang menghubungkannya ke Underland.

Begitu kita disuguhkan lokasi Underland, gambarnya sangat memanjakan mata. Lokasi Underland dibuat sedemikian rupa seperti tempat yang penuh dengan Wonder tapi juga tetap ada unsur creepynya. Kita bertemu dengan Tweedledee dan Tweedledum yang digambarkan sebagai tokoh baik. Seingat saya, di film kartunnya mereka adalah tokoh yang annoying. Kita kemudian bertemu dengan The Mad Hatter, diperankan oleh Johnny Depp seperti biasa dengan totalitas akting dia yang hebat. Sebenarnya sejujurnya saya sedikit bosan melihat Johnny Depp berperan sebagai tokoh yang sedikit gila. Dia memerankan tokoh seperti itu di Pirates of the Caribbean sebagai Captain Jack Sparrow dan di Charlie and the Chocolate Factory sebagai Willie Wonka. Tapi tetap saya akui aktingnya bagus seperti biasa.

Kemudian kita diperkenalkan kepada dua queen yang bertolak belakang. The Red Queen, Ratu kejam berkepala besar yang diperankan dengan baik oleh aktris andalan Tim Burton, Helena Bonham Carter, dan The White Queen, sang ratu baik yang diperankan oleh Anne Hathaway. Helena Bonham Carter sukses memerankan seorang ratu yang funny in a creepy way dengan kepala besarnya dan sifatnya yang bossy. Dan Anne Hathaway memerankan seorang ratu yang baik, but strangely, in a creepy way. The White Queen sukses memancarkan aura creepy but nice.

This movie is exciting, exhilarating, and succeed in keeping me on the edge of my seat. Special effectsnya top notch banget. Satu hal yang mungkin lebih berkesan untuk saya karena saya cewe yang suka berdress ria adalah kostum Alice. Dia berganti baju lebih dari lima kali untuk film ini. Dan semua bajunya sangat cute dan cocok untuk tema film ini. Sampai sepatunya pun lucu. Ini mungkin sisi cewe saya aja, cuma untuk saya kostumnya memorable.

Overall, film ini memenuhi ekspektasi saya untuk film Tim Burton. Tim Burton selalu berhasil membuat sebuat cerita dengan setting indah tapi slightly creepy. Kritik saya untuk film ini adalah, film ini punya potensi untuk menyimpan lebih banyak meaning karena kepribadian Alice yang sudah terbentuk sejak awal. Tapi pada akhirnya film ini beralih menjadi film fantasi penuh action biasa. Tema dark and creepy Alice masih bisa lebih digali lagi sebenarnya. Tapi overall I'm quite satisfied. A great movie to start my UTS week hahaha.

0 comments:

Post a Comment