Waktu edar : 19 Maret 2010
Waktu menonton : Beberapa minggu yang lalu
Media menonton dan teman menonton : dirumah w/ my dad and little brother.
Hal paling berkesan : The setting. Downright creepy. And the ending.
Why are you all wet, baby? Awesome. Genius. Two words to describe this movie. Untuk sebuah film karya Martin Scorsese, tentu saja film ini akan bagus. Untuk saya, this movie live up to its expectation.
Saya pertama kali mendengar tentang film ini dari menonton trailernya di youtube. Saya tertarik karena film ini tidak jelas. Horror? Thriller? Drama? Romance? Film ini tidak bisa dikategorikan ke genre tertentu. Saya penasaran. Apalagi Leonardo Dicaprio pemain utamanya.
Film ini bercerita tentang seorang U.S. Marshal (saya juga kurang tau sebenarnya apa pekerjaan seorang u.s. marshal ) bernama Teddy Daniels dan partnernya Chuck Aule yang ditugaskan ke Ashecliff Hospital, sebuah rumah sakit merangkap penjara untuk kriminal berbahaya yang sakit jiwa yang terletak di Shutter Island. Dia dikirim kesana karena seorang kriminal bernama Rachel Solando, yang membunuh ketiga anaknya, kabur dari ruangannya yang tertutup. Investigasi yang kemudian dia lakukan di Shutter Island kemudian membawa dia ke konspirasi dan misteri yang semakin dalam.
Pertama yang ingin saya bahas, settingnya. Lokasi film ini adalah di penjara merangkap rumah sakit jiwa bagi kriminal. Settingnya benar - benar creepy dan membuat kita merasa ada di sebuah penjara di sebuah pulau tanpa jalan keluar. Film ini sebenarnya bisa masuk ke genre noir, dan itu terlihat dari kostum 50-an yang dipakai pemain - pemainnya.
Kemudian aktingnya. Mungkin ini bisa dibilang tahunnya Leo sekali lagi, karena dua filmnya, Shutter Island dan Inception, mendapat banyak sekali hype. Untuk saya Leo berakting pas, menunjukkan karakter seorang U.S. Marshal yang sangat percaya pada diri sendiri, tapi dibuat ragu oleh semua misteri di sekeliling dia. He is a proud man, but it's not enough on Shutter Island. Ben Kingsley bermain baik seperti biasa, sebagai orang yang baik but we can't quite trust him. Mark Ruffalo mungkin masih kurang, itu mungkin karena dia dibayang-bayangi oleh Leo.
Untuk saya, jalan ceritanya penuh misteri dan membuat saya terbawa dalam cerita. The ending was confusing, which is good, dan film ini bisa membuat kita di 1/2 film yakin bahwa si X pelakunya, tiba - tiba 10 menit kemudian merasa bahwa Y pelakunya. It is a great addition for me, but people who don't like to think when watching a movie would not like this. But for me, it's the perfect end to a noir movie.
Film ini berdasarkan buku. Saya belum pernah membaca bukunya, tapi pengarang buku ini adalah pengarang Mystic River juga, sebuah buku yang juka difilmkan dengan pemain Sean Penn. Saya jadi ingin mencoba menonton Mystic River juga, sebuah film yang dibilang orang-orang juga memusingkan.
Overall, great movie. Saya puas nontonnya. Ayah dan adik saya juga puas menontonnya. A great masterpiece once again from Martin Scorsese. Dan saya bahkan ingin nonton lagi karena masih ada beberapa misteri yang saya belum mengerti sepenuhnya. So, nothing dissapointing from this movie for me.
0 comments:
Post a Comment